24 July 2007

Lomba Kaos Detikinet

23 July 2007

Macem Mane ni Pakcik?

Pagi-pagi Mama sudah antri di loket sekolah Kakak Naomi untuk bayar dan ambil buku. Tahun ini harga bukunya lebih mahal (ya pasti lah!) malah buku tulis bergambar para dewan guru yang dulu dijual Rp 3.000 per biji (padahal tipis banget), sekarang jadi Rp 4.000 dan harus beli satu paket yang isinya lima belas. Mau tidak mau katanya harus beli. Kalau tidak, setiap ada PR atau pelajaran, guru tidak akan kasih nilai karena tidak dikerjakan di buku tulis resmi yang dikeluarkan sekolah. (whoaaa!!Kayaknya jaman Mama di SD dulu nggak gini-gini banget!).
Buku pelajaran dengan metode Kurikulum Berbasis Kompetensi juga harus dibeli di sekolah (yang ini...maaf..lebih parah lagi karena sebagian besar cuma dibuat dari kertas koran. Mirip buku-buku stensilan yang biasanya tintanya akan lari kemana-mana kalau basah kena air!)
Yang bikin para orangtua agak pusing lagi, tahun ini seragam sekolah diganti padahal seperti Kakak, baju seragamnya masih lumayan bagus-bagus karena baru dipakai selama satu tahun.
Kalau dulu hari Rabu dan Kamis pakai seragam batik (katanya yang ini khas Indonesia), tahun ini diganti kotak-kotak, mirip baju khas orang Scotlandia(?). Dulu baju olahraga warna biru, sekarang diganti kuning. Dulu baju Melayu yang dipakai tiap hari Jumat berwarna hijau, sekarang diganti warna pink (Melo banget nggak sih?).
Mau nggak mau juga, harus beli! Masalahnya nggak ada orangtua yang kayaknya tega melihat anaknya sendirian mengenakan baju yang berbeda di banding teman-temannya! Nggak cuma bakal diolok-olok, parahnya ada juga guru yang tidak mau tahu dan menganggap anak tidak disiplin karena tidak mengenakan seragam sesuai dengan ketentuan. Apa mungkin tega melihat anak harus bersih-bersih toilet sepanjang tahun dengan alasan indisipliner?!?
Tapi sekolah Kakak belum seberapa. Di beberapa sekolah lain, saat musim penerimaan murid baru beberapa waktu lalu, malah ada sekolah yang "meminta" pada orangtua dan wali murid, barang-barang yang agak berlebihan sebagai syarat masuk sekolah. Keramik lantai, TV 21 inch, DVD player, kipas angin, dispenser, rice cooker dan sebagainya.
Syarat lain, barang-barang itu harus bermerek dengan range harga yang sudah ditentukan! Jika tidak bersedia, pihak sekolah hanya memberi pernyataan singkat: Silahkan pilih sekolah lain, kami tak memaksa anak Bapak/Ibu sekolah di tempat ini!
Ironisnya,Kepala Dinas(Kadis)Pendidikan Kota Batam seolah dibuat tidak berdaya. Ketika beberapa waktu lalu beliau mengeluarkan pernyataan bahwa akan menindak kepala sekolah yang tetap memungut sumbangan di luar ketentuan, beberapa kepsek membuat aksi perlawanan dengan beramai-ramai "nggruduk" ke kantor Pemko Batam selang sehari setelah pernyataan itu dimuat di beberapa media lokal Batam. Pak Kadis pun buru-buru meralat dan mengatakan tak pernah membuat pernyataan seperti itu!!
Wah..macem mane ni Pakcik? Sape pulak yang dah bilang nak menindak pare kepala sekolah tu kalau ade pungutan-pungutan liar di sekolah? Hantu ke?(*)

17 July 2007

Kantorpun Makin Ramai...

Paling seru kalau ada siaran pertandingan sepakbola live di televisi dan Indonesia menjadi bagian dari kompetisi tersebut. Kantor jelas jadi ramai. Tak hanya penggemar bola dari lantai dua, mereka yang ada di lantai satu dan biasanya baru ngantor jam 10 malam, sudah bersiap dengan kursi masing-masing di depan TV di ruang redaksi. Kamipun tidak dilarang berteriak-teriak, loncat-loncat di atas kursi, mengebrak meja sekerasnya, memaki-maki penonton dan tindakan "anarkis" lainnya selama pertandingan berlangsung. Apalagi kalau pemain timnas berhasil menjebol lawan. Tak akan ada yang melarang. Karena ini sepakbola.
Dan besok, saat pertandingan "hidup mati" Indonesia melawan Korsel di Piala Asia 2007 digelar, sudah pasti tindakan-tindakan "brutal" tersebut akan kembali terjadi. Bagi kami, hiburan murah meriah seperti ini benar-benar dinikmati. Minimal sedikit menghilangkan ketegangan tiap detik-detik menjelang deadline tiba. Kantor memang kian ramai setiap ada pertandingan sepakbola...

10 July 2007

Hidup tomat!





Buah (atau sayur ya?) yang satu ini termasuk favorit adik Shaki. Hampir setiap hari, adik minum satu gelas air tomat terutama setelah sarapan pagi. Awalnya sih cuma coba-coba, gara-gara adik sulit buang air besar. Karena tidak ada pepaya di warung dekat rumah dan cuma ada tomat di kulkas, Mama coba bikin "eksperimen" yang tentu saja tetap menyehatkan. Dan ajaib...ternyata setelah minum air tomat, beberapa jam kemudian adik terbebas dari derita sembelit. Belakangan Mama baca di internet, ternyata salah satu khasiat tomat memang memperlancar buang air besar. Nah..pas banget nggak tuh eksperimennya!
Sejak itu, tak hanya adik saja yang dicekokin air tomat tapi juga kak Naomi. Apalagi tomat juga ternyata bermanfaat menambah nafsu makan. Pantes saja...adik termasuk kategori anak yang susah berhenti makan!
Yang lebih penting sih, tak hanya murah dan juga sangat mudah di dapat, tomat tak mengenal musim seperti durian atau rambutan sehingga kapan saja bisa dicari. Jadi daripada mahal-mahal beli suplemen anak untuk meningkatkan nafsu makan, mending beli tomat aja to? Satu kilo cuma Rp 6000 tapi khasiatnya benar-benar tok cer. Hidup tomat!

09 July 2007

The Untold Stories...


Seminggu ini Mama rajin email-emailan dengan Tante Uki, teman lama di Fisipol UGM yang secara nggak sengaja "ketemu" di dunia maya. Kalau melihat foto-fotonya sekarang, Tante Uki memang tetap kelihatan cantik dan tak banyak berubah. Jaman kuliah dulu si tante yang satu ini memang termasuk dalam jajaran the most beautiful wanted. Setiap bercerita pada teman yang lain tentang beliau, si teman sering balik bertanya: Ooo..Uki sik ditaksir karo si anu, si anu lan si anu kae to?.(Wah...banyak banget yang naksir, Tante? He...he...he). Malah ada yang mengatakan wajahnya tak hanya cantik, tapi juga eksotis sehingga banyak teman dan kakak kelas yang jatuh hati sekaligus patah hati padanya.
Selain tante Uki, teman lain yang juga "ketemu" di dunia tanpa batas ini adalah Tante Titi alias Ade. Kalau dengan Tante Titi, Mama memang lebih akrab. Terutama karena dulu kami sering bareng di kala mengikuti Penataran P4 semasa masih berstatus sebagai mahasiswa baru. (Ternyata ada gunanya juga penataran itu ya, minimal jadi akrab dengan beberapa teman. He..he..he).
Malah ada juga yang sempat mengatakan wajah kami berdua agak mirip, walau sebenarnya kalau dihitung-hitung cuma ada tiga kemiripan diantara kami. Sama-sama punya tahi lalat di dagu, berasal dari hutan: Wonosobo dan Wonogiri (ha..ha..ha, Wono itu kan hutan) dan kami sama-sama berkulit agak gelap. (Hmm...Kalau yang ini Tante Titi udah agak cerah kayaknya!)
Di awal-awal kuliah, Mama juga cukup sering mampir ke kost Tante Titi di daerah Kalimalang tak jauh dari Kampus IKIP Yogya ketika itu. Kami juga beberapa kali sama-sama ikut kegiatan berbau baksos yang diadakan pihak fakultas di Gunungkidul, Bantul, Sleman dan beberapa daerah lain tak jauh dari Yogyakarta.
Pendek kata....pertemuan tanpa sengaja di internet ini, mau tak mau membuka kenangan lama dan membuat kisah-kisah yang dulu tak terungkap, menjadi kian jelas ujung pangkalnya, meski sayang...ada beberapa kisah yang terlambat diungkapkan!

02 July 2007

Adik Boleh Berenang di Laut...










Asyik...adik Shaki sudah boleh berenang ke laut! Meski sudah beberapa kali diajak ke pantai, selama ini adik cuma bisa duduk-duduk dan berteriak kegirangan melihat orang berenang di laut karena belum mendapat "izin" resmi berenang. Makanya saat kaki kecil adik masuk ke air laut untuk pertama kalinya, ekspresi kegembiraan wajahnya terlihat jelas! Bisa ditebak...adik nggak mau beranjak dari pantai setelah berjam-jam kungkum di air yang asin dan penuh pasir itu! (ada tuh fotonya lagi "ngamuk-ngamuk" pas dijengkeweng Mama di bawa ke pinggiran). Untungnya...nggak ada keluhan apapun sepulangnya dari pantai. Padahal adik dan kakak berpanas-panasan cukup lama di Pantai Khazanah Melayu. Mungkin karena mereka happy bisa liburan bareng Ayah dan Mama!
Kalau mau lihat, nih foto-foto mereka pas lagi berenang di laut...