18 February 2008

I Wish I Can...


Minggu malam, akhirnya saya bisa berbincang lewat telepon dengan Bapak di Banjarnegara. Beberapa kali setiap dihubungi, Bapak memang sedang tidak ada di rumah. Kadang sedang mengisi pengajian di masjid, atau sedang bertemu dengan teman-temannya yang kini semakin sedikit jumlahnya dan bahkan tidak ada yang tahu kemana Bapak pergi.
Malam itu, seperti juga malam-malam yang lain, saya selalu mendengarkan cerita Bapak. Tentang kegundahan hati yang sebenarnya bisa saya rasakan meski beliau selalu mengatakan semua baik-baik saja.
Di usia bapak yang makin senja, seharusnya saya lebih banyak mendampingi beliau dan membantu menyelesaikan masalah yang tampaknya kian berat beliau hadapi sendiri. Apalagi bapak sendirian sejak ibu pergi untuk selamanya 17 tahun lalu.
Seandainya saya bisa selalu berada di dekat beliau. Membesarkan hatinya dari kegundahan yang pasti sedang mendera hari-hari belakangan ini.
Ya Allah...tidakkah cukup doa Bapak yang selalu beliau panjatkan di tiap sholat tahajudnya hingga Kau berikan cobaan seberat ini?*)

*untuk Bapak...Tetaplah berdoa. Allah SWT selalu bersama kita...Amien.

1 comment:

Me said...

Walau aku nggak tahu cobaan apa yang sedang dihadapi bapaknya Penny, tapi aku ikut berharap bahwa beliau diberi kesabaran untuk menghadapinya, dan semoga beliau tetap selalu dekat Allah Swt. (jadi ingat bapakku yang sudah ditinggal ibu setahun lalu)